Rabu, 30 November 2016

Patung Malaikat


Beberapa tahun yang lalu, Seorang ibu dan ayah memutuskan untuk pergi liburan keluar kota , Mereka memanggil babysitter kepercayaanya untuk anak yang mereka tinggal dirumah . Ketika pengasuh tiba, dua anaknya sudah tertidur lelap di tempat tidur. Jadi babysitter hanya duduk-duduk saja sambil memastikan keadaan anak baik-baik saja.


Malam itu, babysitter bosan dan ingin menonton TV, tapi ia tidak bisa turun ke lantai bawah untuk menonton TV(karna menjaga anak di lantai 2) . Jadi, ia menelpon orangtua mereka dan meminta mereka apakah ia bisa menonton kabel di kamar orang tua ?. Tentu saja, orang tua itu menyetujuinya, tapi babysitter punya satu permintaan terakhir.

Dia bertanya apakah dia bisa menutupi patung malaikat di luar jendela kamar tidur dengan selimut atau kain, setidaknya menutupi pandanganya, karena patung itu membuatnya takut. Sesaat percakapn di telpon menjadi hening, Tiba-tiba ayah yang sedang berbicara dengan pengasuh pada saat itu mengatakan, "Ambillah anak-anak dan keluar dari rumah! ... kami akan memanggil polisi. Kami tidak memiliki patung malaikat !. "

3 menit kemudian Polisi pun sampai kerumah orang tua tersebut dan menemukan tiga penghuni rumah telah tewas dengan kondisi yang mengenaskan . Hingga kini patung malaikat tersebut tidak pernah di temukan......


Hasil gambar untuk patung malaikat menyeramkan

Bebas Dari Penjara

Akhirnya Aku telah bebas dari penjara seminggu yang lalu. Sebelumnya, aku telah membunuh empat orang, dan aku juga telah menyesali segala perbuatanku.


Alasan mereka membebaskanku adalah karena mereka mengatakan bahwa aku telah sembuh. Ayah dan Ibuku tidak bekerja, mereka menghabiskan waktunya duduk di ruang keluarga di rumah. Kakak perempuanku berdiam diri di kamarnya sambil mendengarkan radio. Dia sudah berhenti kuliah. Sebelum aku masuk penjara, aku selalu bermain bersama adik laki-lakiku setiap waktu. Sekarang ia hanya tidur di depan Tv. Tak seorangpun dalam keluargaku bicara kepadaku lagi. Aku merasa kesepian. Mungkinkah mereka marah kepadaku?. Aku Rasa mulai sekarang aku harus membuat makanan sendiri dan mulai mencari pekerjaan.hufft...

Hasil gambar untuk bebas dari penjara

Selasa, 29 November 2016

Lubang Kunci

Seorang pria datang ke sebuah hotel. Ketika check in, sang resepsionis memperingatkannya,

“Tolong jangan masuk ke kamar yang tak ada nomornya.”

Pria itu mengangguk dan segera mencari kamarnya yang bernomor 10. Saat itulah, ia melihat sebuah kamar tanpa nomor yang tadi dikatakan sang resepsionis. Karena penasaran, ia mengintip melalui lubang kunci untuk melihat apa isinya.

Ia hanya melihat seorang wanita tua berwajah pucat sedang duduk di tengah ruangan. Aneh sekali, seakan-akan seluruh kulit tubuh wanita itu berwarna putih, tidak seperti kulit manusia kebanyakan.

Tiba-tiba saja wanita itu menoleh dan menatapnya.

Karena ketakutan, iapun segera lari ke kamarnya.

Malamnya ia tak bisa tidur. Ia masih penasaran mengapa resepsionis itu memperingatkannya untuk menjauhi kamar itu. Dan mengapa pula kamar itu tidak diberi nomor?

Saking penasarannya, saat itu juga ia bangkit dari tempat tidurnya, mengendap-ngendap di lorong hotel, dan mengintip kamar itu sekali lagi melalui lubang kunci.

Namun yang ia lihat hanyalah warna merah.

Pria itu berpikir, mungkin wanita itu merasa terganggu karena ia tadi mengintipnya dan memutuskan untuk menutup lubang kunci dengan sesuatu yang berwarna merah.

Pria itupun kembali ke kamarnya untuk tidur.

Keesokan harinya saat akan check out, pria itu menanyakan mengapa kamar yang ia lihat kemarin tidak diberi nomor. 

Resepsionis itupun bercerita dengan wajah sedih.

“Dahulu ada sepasang suami istri yang menginap di kamar itu. Suatu hari mereka bertengkar dan sang suami membunuh istrinya itu. Sejak kejadian itu, kami tak berani menyewakan kamar itu, jadi kami mencopot nomornya dan membiarkannya kosong.”

Pria itu pergi dan tertawa. Ia sama sekali tak percaya dengan cerita hantu. Yang ia lihat kemarin jelas-jelas manusia dan bukan hantu.

“Oya,” sang respsionis berkata ketika pria itu hampir sampai di ambang pintu.

“Wanita itu tidak seperti manusia kebanyakan. Ia menderita kelainan genetik sehingga seluruh kulit tubuhnya putih.”

Langkah pria itu terhenti.

Sang resepsionis mengakhiri ceritanya.

“Dan matanya merah".

Veteran Perang

Pada akhir perang di Irak, seorang tentara Amerika menelpon kedua orang tuanya di kampung halamannya. “Hai Ayah dan Ibu” kata tentara tersebut. “Mereka akan mengirimku pulang dalam beberapa hari. Ketika aku pulang, maukan kalian mengurusku hanya untuk beberapa saat saja?”
Orang tuanya merasa sangat senang mendengar berita bahwa anaknya akan pulang ke rumah. “Tentu saja!” balas ayahnya. “Kau bisa tinggal bersama kami selama yang kamu mau”. Lalu anaknya berkata “Salah satu temanku tidak memiliki tempat tinggal untuk dituju, dan apakah Ayah dan Ibu keberatan jika ia ikut tinggal bersama kita sebentar saja?”. “Tidak apa, temanmu selalu kami sambut dengan baik untuk tinggal di rumah” kata Ibunya. “Tetapi ada yang harus kalian ketahui” kata anaknya. “Temanku itu habis menginjak lading ranjau saat kami berperang. Dia kehilangan kedua tangan dan kakinya.” 

Setelah berdiam cukup lama Ibunya mengatakan “Baiklah, tidak apa-apa jika hanya beberapa hari, tetapi sangat merepotkan untuk mengurus orang cacat. Itu akan menjadi beban bagi kami. Mungkin akan lebih baik jika kau dapat menemukan rumah sakit untuk sekumpulan veteran perang.” Mendengar hal tersebut, tanpa basa-basi si anak langsung menutup telponnya. 

Keesokan harinya, orang tuanya mendapat telepon dari komandan pasukan anaknya. Dengan sangat menyesal ia mengatakan bahwa anaknya bunuh diri. Mendengar kabar tersebut, orang tuanya kecewa. Beberapa hari kemudian, mayat anaknya dipulangkan ke Amerika menuju rumah orang tuanya. Ketika orang tua anak tersebut membuka peti mati dan melihat kondisi anaknya , sontak mereka langsung menangis tersedu-sedu.

Senin, 28 November 2016

Kesepian

Aku bodoh... Sangat bodoh... Kenapa kulakukan hal ini?


Aku memang suka dengan kegelapan dan kesunyian, aku menyukainya karena aku belum mengerti arti sebenarnya kegelapan dan kesunyian. 

Aku anak pertama dari 2 bersaudara. Umurku 16 tahun. Tapi, kenapa orang tuaku lebih memperhatikan adiku ? Yap, jawaban temanku mungkin benar, bahwa aku sudah dewasa dan tidak memerlukan perhatian lebih dari mereka. Jadi, kebiasaanku di rumah hanya berada di kamar, menghabiskan hari - hari yang penuh kesendirian. Aku berfikir, untuk mendapatkan perhatian lebih, aku tidak bisa dengan cara berprestasi karena aku adalah orang yang tidak cocok dengan pelajaran. Hingga terpikir olehku untuk menjalani hubungan pacaran. Namun ya, tidak berlangsung lama. Orang tuaku tidak setuju akan hal itu.

Saat aku menyendiri di kamar. Aku biasanya mencari cerita - cerita horror. Aku menyukai cerita horror semenjak temanku yang bernama Riki mengirimkan cerita cerita horrornya. Entah kenapa sekarang dia sama sekali tidak membahas tentang masalah horror. Sekarang, aku mulai mandiri untuk mencari cerita horror sendiri. 

Aku menemukan cerita yang kelihatannya sangat seru. Oh ya, aku belum mengatakan kenapa aku menyukai cerita horror. Aku menyukainya karena aku merasa seperti diperhatikan ( walau aku tidak percaya bahwa ada yang memperhatikan, aku hanya merasakannya saja tanpa percaya ). Aku menemukan cerita yang sangat mirip dengan kondisiku, yap, yaitu kesendirian. Di cerita itu tertulis di atasnya "Jika anda membaca cerita ini anda tidak akan merasa kesepian lagi". Aku membacanya.

Di dalam cerita itu, ada kalimat yang sama sekali tak kumengerti. Dibawah cerita itu, tertulis kalimat "Sebentar lagi anda tidak akan merasakan kesepian". Aku memang sangat merinding, namun aku suka. 

Aku menunggu... Menunggu... Dan menunggu...

Akhirnya kuputuskan untuk tidur. Namun aku terbangun, mendengar suara yang sangat kurindukan, suara ibuku. Ia berkata "Nak, kau sudah tidur?". Aku berkata dengan mata berkaca - kaca "Belum.. Ibu.". "Yasudah, tidurlah" balas ibuku. Aku melanjutkan tidurku. 

Aku kaget. Bagaimana tidak kaget? aku sadar bahwa keluargaku pergi berlibur. Aku mulai ketakutan, aku menangis karena aku sangat ketakutan. 

Lalu, pintu kamarku sedikit terbuka. Dan dia berkata, "Aku ingin bermain denganmu". Aku sontak menjerit. Aku langsung keluar dari kamar dan menuju dapur mengambil pisau. Setelah aku mendapatkan pisau. Aku berdiri di pojok dapur. Ada suara muncul "Kenapa kau ketakutan? Kau memanggilku bukan? Memohon hidupmu kepada tuhan, hanyalah membuang waktumu.". Aku membalas "Hei, siapa kau?". "Cukup basa basinya, ayo, ikut aku ke duniaku".

Lalu aku berlari keluar dari rumah dan menginap di rumah tetanggaku.

Esok malam, aku menulis cerita ini. Walau dengan ketakutan aku tetap menulisnya. Dan tanpa sadar ada yang sedang berdiri di belakangku.