Senin, 26 Desember 2016

Mimpi


Aku adalah salah satu penggemar film seram apa lagi yang berbau pembunuhan sadis.

Namaku Ron Stevenburg, seorang pemuda yang baru saja lulus SMA kemarin sore dan sekarang sedang bermain game survival online yang mengangkat tema zombie.

Setiap hari aku lewati hanya dengan bermain game tersebut dan tidak lupa mandi juga makan-makanan yang menurutku baik untuk dikonsumsi, maklum aku hanya seseorang yang belum mendapatkan kesempatan kerja seperti pemuda lainnya.

Aku sangat fanatik dengan sosok zombie, bahkan ruangan pribadiku dipenuhi dengan aksesoris zombie dari mulai wallpaper hingga miniatur dan tak ketinggalan pula CD-CD film bertema zombie.

Sempat aku bermimpi tentang penyebaran wabah zombie di Kotaku. Wabah yang menyebar dengan sangat cepat, dimulai dari seorang pria separuh baya yang tiba-tiba jatuh tersungkur di jalanan beraspal.

Orang-orang yang berada di lokasi tersebut langsung berbondong-bondong menghampiri pria tersebut, dan diketahui pria tersebut tak sadarkan diri.

Seorang wanita muda dengan gaya heroik mencoba memberikan nafas buatan kepada pria tersebut namun yang terjadi, pria tersebut membuka kedua matanya dan menggigit wajah si wanita hingga wanita tersebut menjauh dengan rongga hidungnya yang mengeluarkan banyak darah.

Kerumunan pun mulai berlarian panik, semua liputan berita di televisi serta radio membahas persoalan kanibal di Kotaku.

Tak lama setelah gemparnya berita perihal kanibalisme,kota terasa sunyi, hanya terdengar geraman-geraman kecil yang membuat jantung berdegup kencang.
Sepintas aku mengingat, tak lama setelah siaran berita di televisi, aku melihat dengan sendiri Rina sahabat baikku memangsa Ditty peliharaanku.

Aku juga mengingat bagaimana buruknya rupa bibiku saat ayah membukakan pintu rumah untuknya. Bibi meraung dengan luka gigitan yang merenggut separuh lehernya, ayah bergerak mundur tetapi tak cukup cepat untuk menghindari terkaman bibi.

Aku berlari menaiki tangga menuju kamarku ketika aku melihat bibi memangsa ayah dengan buas. Aku mengunci pintu rapat-rapat dan berusaha menenangkan deak jantungku yang terasa seperti bom waktu.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, aku masih bersembunyi di kamarku meskipun terkadang aku harus mempertaruhkan jiwa untuk pergi mencari makanan.

Melihat segala kekacauan yang telah terjadi membuatku berpikir tentang damainnya hidup sebelum wabah zombie menyerang, dimana aku masih dapat bermain game dan bersantai sepanjang hari.

Aku tersentak, suara berbunyi 'GAME OVER' menyadarkanku, kulihat karakter jagoanku kalah dan dimangsa oleh para zombie, ku tekan tombol restrat pada ujung kanan atas layar.

Ya aku harap semua lamunanku hanyalah mimpi namun geraman-geraman pada balik pintu kamarku menyadarkanku bahwa ini semua adalah nyata.

Kamis, 22 Desember 2016

Persimpangan Jalan


Suatu sore, sepulang bekerja aku berada di sebuah persimpangan jalan. Sambil menunggu lampu merah, aku berdiri di depan sebuah zebra cross dan mengamati orang-orang yang berada di seberangku. Mereka juga menunggu untuk menyeberang, sama seperti aku.

Namun di antara mereka, ada seorang wanita yang tampak aneh.

Pertama-tama aku pikir ia memakai masker.

Namun bukan itu.

Wajahnya tampak kabur.

Aku mencoba mengamatinya, namun wajahnya tak berubah.

Aku bahkan tak bisa mengenali wajahnya, dimana hidung, mata, maupun telinganya.

Seakan-akan wajahnya rata.

Anehnya, orang-orang di sekitarnya tampak mengacuhkan wanita itu, walaupun penampilannya sangat menakutkan.

Lampu merah menyala.

Mobil-mobil berhenti dan orang-orang mulai menyeberang.

Begitu pula aku, namun aku mencoba untuk menjauhi wanita itu.

Ia berjalan di sebelah kanan zebra cross, sehingga aku sebisa mungkin berjalan di sisi kiri zebra cross. Namun ia justru berpindah ke sisi kiri juga.

Ia berjalan tepat menuju ke arahku.

Wajah wanita itu semakin menakutkan ketika ia mendekat.

Akupun menundukkan kepalaku karena ketakutan.
Di suatu titik, kami berpapasan.

Aku terus berjalan. Namun walaupun aku berusaha menghindarinya, wanita itu justru berbalik dan mengikutiku.

Begitu aku sadar, ia sudah berada di belakangku dan berbisik di telingaku.

"Aku tahu kau bisa melihatku."

Minggu, 18 Desember 2016

Bayangan


hujan tak berhenti turun,petir tak berhenti bergemuruh,dan aku hanya duduk di sofa sambil menonton tv.

aku melakukannya bukan karena aku suka,itu karena tidak ada hal lain yg dapat ku lakukan.

aku hanya sendirian di rumah,siang hari yg kemarin sangat panas bagaikan ada api yg menyelimuti diriku,namun kini hujan mengubahnya menjadi mimpi buruk,itu karena aku sangat takut pada petir,dan itu sama sekali tak menyenangkan.

terlalu banyak tertawa saat aku menonton film ini,tenggorokan ku menjadi kering.itu artinya aku harus berjalan melewati lorong yg cukup panjang di rumahku.

langkahku terhenti di depan lorong tersebut,itu benar benar aneh karena ada seseorang yg berdiri di ujung lorong itu.dari lekuk tubuhnya,terlihat jelas dia seorang wanita,tapi tak jelas wajahnya karena gelapnya lorong tersebut.ini sangat aneh tak ada seseorang pun yg ada dirumahku,jika dia masuk tanpa izin tubuhnya pasti basah karena hujan, kalaupun dia memakai payung,bagian kakinya setidaknya basah,anehnya lagi saat lampu ku hidupkan dia menghilang.

aku sedikit lega aku sadar kalau itu hanyalah khayalanku,tapi saat aku kembali mematikan lampunya dia kembali muncul,aku berteriak sekeras mungkin tapi tubuhku membeku dan aku tak mampu beranjak dari sana.

saat aku kembali menghidupkan lampu dia menghilang,dan saat ku matikan lampu dia muncul.aku mencoba melakukannya berulang-ulang berharap dia pergi.tapi,dia semakin mendekat,ketika aku mencoba mundur aku tersandung sesuatu.aku terjatuh,dan merasakan kerasnya lantai,aku tak tahu harus berbuat apa,selain berdiam diri dan ketakutan setengah mati.

"hei kau kenapa?,ini aku,apakah wajahku benar benar mengerikan sampai kau ketakutan begitu?".

aku membuka mataku dan aku merasa lega,benar benar lega saat aku tahu kalau dia adalah kakak perempuanku.

"kau menakuti ku kak,jantungku hampir lepas karena mu".
"hah apa maksudmu,aku sudah imut-imut begini".
"imut dari hongkong".
"ahhhh,terserah apa katamu aku mau pergi tidur".
"sana tidur dasar penyihir".

kakak-ku langsung menuju ke kamarnya,aku benar benar ketakutan saat lampu mati hidup tadi.
aku masih penasaran soal itu tapi yasudahlah lupakan saja.

"tu,tu,tu,tunggu kakakku meninggal dua bulan yang lalu"

Apakah kau punya hati?


Aku penasaran. Apakah dia punya hati ?

Kenapa prilaku nya sangat buruk terhadap orang lain. Dia tak punya rasa kasihan.

Mencaci, menghina, dan menyakiti orang adalah hal biasa yang dilakukan.

Aku begitu penasaran. Aku menanyakan padanya.

"Apakah kau punya hati ?"

"Banyak yang menanyakannya. Tapi kurasa tidak"

"Mau aku bantu mencarinya ?" Dia tersenyum meremehkan dan menatapku angkuh, ku rasa itu jawaban iya.

Dia begitu ketakutan ketika aku membawa pisau, kapak dan besi runcing. Melihatnya sangat ketakutan hal yang menyenangkan bagiku.

Jadi, Aku mulai mencarinya dari bagian kepala. Aku belah kepalanya dengan kapak, ku hancurkan wajah angkuhnya. mengelurkan matanya. Ah, begitu berisik karna jeritannya. Aku merobek mulutnya agar diam. Ah, dibagian kepala tidak ada.

Aku mulai mencari di bagian tubuh yang lain, bagian tangan dan kaki. Memotong dan mengulitinya. Tidak ada juga.

Bagian badan. Aku akan cari disana. Aku ambil besi runcing ku, dan mulai merobek tubuhnya. Mengelurkan seluruh isi perutnya. Mencari hatinya.

Aku mendapatkan hatinya. Hei, dia punya hati ternyata. Aku injak saja hingga hatinya terburai. Toh, juga dia bilang, dia tak punya hati.

Make Up


Aku sangat suka mencoba produk-produk make up terbaru.

Suatu hari, saat aku tengah berbelanja di mall, aku melihat produk make up terbaru dan jujur saja itu membuatku tertarik.

Aku langsung mencobanya setiba aku di rumah, dan benar-benar menakjubkan, produk make up ini membuat wajahku cerah merona seketika. Aku sangat senang dan puas dengan produk ini.

Hari demi hari berlalu, aku mulai menyadari perbedaan yang terjadi dengan wajahku. Di wajahku banyak terdapat komedo yang entah berasal dari mana, dan pori-poriku juga membesar.

Dari hari ke hari, komedo di wajahku menjadi besar, seperti bekas jerawat yang berwarna hitam.
Keesokan harinya, aku merasa kalau wajahku terasa panas dan gatal.

Saat aku melihat cermin, aku melihat bahwa ada banyak cacing yang keluar dari wajahku.

Andrian, Baca Ini!!!


Selamat datang di ruangan tersembunyiku nak. Ya, ini adalah catatan yang ibumu dan aku tinggalkan untukmu. Kami harus membuatmu pingsan lalu membawamu kesini, ke tempat rahasia miik keluarga kita. Tempat yang tak pernah kami tunjukan bahkan padamu.

Mungkin kau masih merasa pusing, bingung dan tak mengerti akan apa yang sedang terjadi. Maafkan ayah nak, tapi untuk sepanjang sisa hidupmu, kau akan tinggal di ruangan ini. Jangan panik, jangan panik, ayah tahu kau pasti berpikir bahwa ayah hanya bercanda, tapi periksalah sendiri pintunya, dan kau akan tahu bahwa pintu ruangan ini tersegel rapat dari luar. Kau takkan bisa meninggalkan tempat ini meski karena suatualasan APAPUN. Jika kau memeriksa bagian belakang ruangan, kau akan menemukan makanan kaleng yang cukup untuk mengenyangkan semua tikus-tikus di kota New York. Mainkan peranmu dengan baik nak, dengan begitu walau hanya sementara kau akan dapat bertahan hidup di bawah sini.

Air, lampu, dan tetek bengek game X-Box milikmu pun sudah ku siapkan disana. Bukankah game adalah hal yang paling digemari oleh anak-anak umur 15 tahun sepertimu? Maafkan ayah nak. Tapi ini semua memang harus terjadi. Di TV mereka mengabarkan bahwa virus sudah menyebar. Dan tak ada penawarnya. Ibu dan ayah berpikir bahwa ini adalah yang terbaik untukmu. Kami sangat menyayangimu Adrian. Tapi kami telah terinfeksi dan hal yang paling tak ingin kami lakukan adalah memangsamu hidup-hidup.

Sabtu, 10 Desember 2016

Pertukaran Tubuh


Saat itu menjelang akhir tahun sehingga aku mendatangi buku harian nenek yang disimpan di loteng. Buku itu penuh dengan intruksi untuk melakukan ritual Indian kuno yang aneh dan menarik. Yang paling menarik dari semua itu adalah intruksi yang membantu jiwa penggunanya untuk bertukar tubuh. Aku dan sahabatku memutuskan untuk mencobanya, untuk mendapatkan rasa dari kehidupan orang lain selama seminggu. Hanya seminggu. Aku harus menjalani kehidupan dari seorang gadis yang pemalu, rajin, sifat-gadis-manis yang membuat semua orang memandangnya lebih. Dan dia harus menjalani kehidupanku sebagai gadis yang sexy-kaya-cerdas yang membuat semua orang di sekolah ingin menjadi sepertiku.

Hal itu menyenangkan. Aku menikmatinya, hidup di pinggiran kota yang tenang bersama dengan keluarga yang penuh kasih. Dia merasa sangat senang dengan dirinya yang mendadak populer, dan dimanjakan dengan mewah. Selama enam hari, kami berdua menikmati perubahan itu.

Pada pagi hari ketujuh, dengan gelisah aku mondar-mandir di koridor sekolah menunggu dirinya muncul. Tidak biasanya dia terlambat. Saat kelas bahasa, kami akhirnya mendapatkan kabar tentang kecelakaan mengerikan. Bagaimana seluruh keluarga Smith terbunuh karena sebuah kecelakaan aneh dalam perjalanan menuju sekolah. Sisa hariku terasa blur. Aku melihat tubuhku dan orangtuaku hancur, tidak merasakan apa-apa selain mati rasa yang tumbuh dalam diriku.

Pada malam harinya, aku sampai di depan rumah baruku dimana orang tua baruku sedang menunggu untuk menghibur diriku. Saat aku memeluk ibuku yang baru dan menangis, akhirnya aku bisa merasa lega. Rencana itu berhasil... Prediksi nenekku benar... Sekarang waktunya untuk memusnahkan buku harian itu dan melanjutkan kehidupanku yang baru...

-Hati-Hati-Hati-


Lelaki tua, berpakaian serba hitam, berjalan menuju sebuah lorong dengan cahaya terang di ujung. Di sepanjang lorong, terdengar teriakan-teriakan menggema, entah darimana asalnya. Sejenak, ia menghentikan langkahnya.
Teriakan-teriakan itu semakin lama semakin memudar. Hening.
Ia kembali berjalan, langkahnya dipercepat dengan ritme teratur. Wajah itu terus tertunduk, kedua matanya terlihat sayu.
Sampailah ia di ujung lorong, terdapat keramaian di sana. Ia tahu, ia tak boleh melakukan apapun, kecuali hanya melihat, mendengar, dan menyaksikan--mengabaikan kompensasi hati--meski menghadapi situasi terburuk apapun.
Ia memejamkan kedua matanya, kedua matanya terbuka, ia kembali berada di tengah keramaian. Orang-orang berlalu lalang, melintas di depannya. Kini, ia berada di tengah sesaknya para penumpang yang berada di dalam sebuah kereta. Ia hanya bisa menyaksikan ketika seorang pemuda memasukkan tangannya ke dalam sebuah tas perempuan renta, mengambil sebuah dompet usang, kemudian berlalu sesegera mungkin.
'Aku kalah, lagi-lagi aku mengalah dalam ketidakberdayaan. Jika terus seperti ini, maka ...'
***
Lelaki tua itu terus menyusuri jalan, ia terus menyaksikan seluruh kejadian yang terjadi setiap kali ia melintas, tanpa mampu berbuat banyak. Ia baru saja melihat, seorang perempuan dipukul, dihajar, dan ditusuk. Semua itu terjadi ketika ia mengintip melalui sebuah celah di jendela yang hanya menyisakan separuh tirai terbuka, dilihatnya perempuan itu mengerang kesakitan, kedua matanya seolah sedang menatap ke arah lelaki tua--mengharap kebaikan--memohon keselamatan, di mana kematian akan menjemputnya, sesaat lagi. Hening. Hanya geming tak berkesudahan, tersisa dalam diri lelaki tua itu. Ironi kehidupan yang hanya dapat disaksikan, tanpa mampu berbuat apapun, mengabaikan hati.
'Hidup ini seperti tragedi, mereka hanya peduli pada apa yang menjadi kepentingan diri. Mengabaikan hati yang seharusnya ...'
***
Kembali ia berjalan, kini hari mulai beranjak sore. Nampaknya, ia masih belum mendapatkan sebuah jawaban yang dipertanyakan oleh hatinya. Ia masih berusaha mencari, mencari, dan mencari. Begitu banyak kejadian yang dilihatnya sepanjang hari, ia harus kembali, ya, beberapa saat lagi.
Kali ini, seorang ibu muda berdiri di pinggir jalan bersama putrinya yang masih kecil. Kendaraan nampak lalu lalang membisingkan telinga, menyesakkan pandangan, menciptakan keramaian yang membuat jengah. Bukannya memerhatikan gadis kecil yang berada di sampingnya, ia justru sibuk melontarkan kalimat-kalimat tabu pada seseorang yang sedang ditelpon. Sebentar-sebentar ia memaki, mengumpat, membabi--anjingkan--manusia di seberang percakapan. Gadis kecil itu mendekap boneka beruang miliknya sambil melompat-lompat kecil, dirinya tak terpengaruh dengan situasi yang terjadi saat itu.
Lelaki tua itu hanya memerhatikan dengan seksama, pandangannya beralih pada sebuah mobil di ujung terkecil pandangannya, yang sebentar lagi dipastikan akan melintas dengan kecepatan tinggi. Gadis kecil itu terus melompat dan melompat melewati garis aman trotoar. Mobil itu semakin menderu, menambah kecepatan. Tak ada yang tahu, jika yang mengendarainya adalah seorang pemuda yang mabuk, baru saja keluar dari bar beberapa jam yang lalu karena bertengkar dengan kekasihnya.
Semakin mendekat.
Semakin ke tengah.
Semakin tipis jaraknya.
"Awas!"
Mobil itu melintas tanpa menyentuh seujung rambut pun milik gadis kecil itu.
"Kita pulang. Bajingan itu--ayahmu, tak akan pulang malam ini. Ia sibuk dengan perempuan lain. Hey, mana bonekamu?"
"Terlindas."
Sesaat ia menoleh ke belakang, tak ada siapapun di sana.
Lelaki tua itu telah lenyap, kembali menyusuri lorong kegelapan, di mana ia berasal. Lelaki tua itu menghentikan langkahnya dan terdiam sejenak, satu tangannya menyentuh bagian dada. Detak jantung itu memang telah lama hilang, tetapi tidak dengan perasaan yang masih ada di sana, sebuah perasaan yang terkadang ingin ia abaikan.

'Saat mereka acuh terhadap hal-hal yang tak penting, mengabaikan yang seharusnya tidak diabaikan, tak ada lagi kebaikan yang ada hanya keegoisan. Maka, akulah yang harus membuat mereka berhati-hati terhadap hati, karena hati sangat peka, kebajikan ada karena hati.'

Rabu, 07 Desember 2016

Orang yang satu lagi


David adalah seorang mahasiswa yang suka sekali mengusili orang. Misalnya, ketika ia pergi ke restoran bersama 3 orang teman dan pramusaji bertanya, "tempat untuk 4 orang?" David akan tertawa dan berkata, "apa maksudmu? Coba lihat yang benar, kami berlima!"

David sering sekali melakukan ini, sehingga orang-orang mulai berpikir bahwa David benar-benar bisa melihat makhluk halus. Akan tetapi, ini tidak benar. David hanya senang melihat reaksi orang-orang. Teman-temannya yang kesal dengannya menyuruhnya untuk berhenti bersikap usil, tapi David cuek saja.

Suatu hari, David memutuskan untuk makan di restoran sendirian. Saat ia duduk, si pramusaji meletakkan segelas air di depannya...dan di depan kursi di seberangnya.

"Aneh," pikir David, berpikir si pramusaji mungkin membuat kesalahan. Mungkin ada orang yang duduk di sini sebelumnya, dan orang itu sedang pergi sebentar ketika David datang. "Aku akan pindah meja kalau orangnya datang," pikir David. Ia pun memesan sepiring spaghetti.

Saat itu, semua pengunjung restoran satu-persatu pergi, hingga tinggal David sendirian. Ketika pramusaji datang, alangkah kagetnya David ketika melihat si pramusaji membawa dua piring spaghetti; satu diletakkan di depannya, dan satu lagi di seberangnya.

"Kenapa kau membawa dua piring padahal aku hanya sendirian?" Tanya David marah. Si pelayan kaget dan berkata bahwa David tadi masuk bersama seseorang. Ketika David minta diijinkan berbicara dengan manajer, manajer itu juga berkata bahwa David jelas-jelas masuk bersama seseorang. Jelas sudah, pikir David, mereka pasti mau membalasku karena keisenganku. David pun memutuskan untuk tidak mengulanginya lagi.

Akan tetapi, insiden restoran itu baru permulaan. Kemanapun David pergi, siapapun yang ditemuinya, orang-orang selalu melihat bahwa David bersama seseorang. Bahkan di kereta yang penuh sesak, orang-orang akan menyisi memberi ruang di sisi David, cukup untuk seorang lagi, walaupun David sendirian.

"Aku diikuti...." Pikir David ketakutan. Ia tak sanggup lagi menghadapi semua ini. Ia pun menjadi paranoid, berat badannya turun drastis, dan ia seolah menjadi orang yang berbeda. David mengurung diri selama berbulan-bulan, berharap ia tak perlu lagi berurusan dengan si "orang yang satu lagi."

Akan tetapi, setelah beberapa lama, David akhirnya berpikir bahwa mungkin ia sudah tak diikuti lagi oleh makhluk itu. Ia akhirnya berpikir untuk mencoba keluar rumah lagi.

Maka, ia pergi ke restoran yang berbeda untuk makan, dan ketika masuk, dengan lega ia melihat bahwa restoran itu ramai dan suasananya menyenangkan. David pun memilih duduk di depan konter bar yang panjang, yang saat itu sedang kosong.

"Selamat datang," ujar si pramusaji dan meletakkan segelas air di depan David.
Kemudian, ia meletakkan segelas air lagi di samping David.

Dan lagi. Dan lagi. Dan lagi. Dan lagi.

Aku Benci Cermin


[ Hari Ini ]

Aku benar-benar sudah muak dengan apa yang ku lihat. Aku kira selama ini aku hanya berimajinasi dan semua itu hanya karena kelelahan yang menerpaku. Aku mulai merasa paranoid terhadap cermin dan aku tahu ini semua harus segera berakhir.

Pagi ini aku bangun telat, segera ku bergegas ke kamar mandi dan segera mandi agar tak terlambat masuk sekolah. Ku lihat diriku pada cermin di dinding kamar mandi, awalnya tak ada yang aneh dan berlangsung seperti biasa. Namun, tiba-tiba bayanganku di cermin berubah drastis. Ku lihat pada cermin ada diriku yang lain.

Bayanganku terus meronta dan berusaha ingin keluar dari cermin. Kemudian matanya memerah dan berulang kali mengumpatkan kata kasar padaku.

"Kep**at kau !!!" ucapnya

"Apa maksudmu berkata begitu ?" aku bertanya

Diriku tampak seperti orang yang tak waras dengan berbicara sendiri pada refleksiku di cermin.

"Keluar kan aku dari sini , aku tak mau disini !!!" rontanya

"Apa maksudmu ? kau adalah bayanganku , kau ada di dunia yang semu !" aku tak peduli

"Apa kau bilang ? kaulah yang semu , akulah yang nyata !!!" ucapnya dengan emosi

"Tidak !!! kau adalah setan terkutuk , pergi kau dari hidupku !!!" ucapku

"Aku akan terus menghantuimu , jika kau tak mau mengeluarkanku dari sini !!!" ancamnya

Refleks saja ku ambil sebuah besi yang ada di sampingku. Langsung saja ku hancurkan cermin itu dengan penuh amarah. Cermin itu pun hancur berantakan, dan aku mendengar sebuah teriakan lalu tersenyum puas .

"Rasakan itu !!!" aku lega

=========

[ Kemarin ]

Aku bangun terlambat pagi ini dan akan bersegera mandi. Ketika ku berada di kamar mandi, tanpa sengaja aku melihat sebuah cermin yang nampaknya baru ku lihat. Ku lihat diriku di cermin awalnya tampak biasa, hingga akhirnya aku melihat refleksiku di cermin tampak berbeda.

"Hai aku bayanganmu" ucap bayanganku

Mendengar itu aku langsung takut bukan main dan segera mengambil sebuah besi yang berada di sampingku. Namun,,,

"Hei jangan !!! aku tidak jahat !" ia menenangkan

"Apa maksudmu ?" tanyaku

Aku merasa seperti orang yang tak waras karena bicara pada bayanganku sendiri. Lalu bayanganku melanjutkan,,,

"Aku adalah dirimu ! jadi jika kau hancurkan diriku kau juga hancurkan dirimu ! ucapnya

"Aku benar-benar tak mengerti apa maksudmu !" aku bingung

"Begini saja , bisakah kau tempelkan telapak tanganmu tepat di telapak tanganku ?" perintahnya

"Apa yang kau mau ?" aku mulai curiga

"Ayolah lakukan saja ! kau nanti akan mengerti !" rayunya

Ku lakukan saja perintahnya, hingga kemudian aku merasakan sakit kepala luar biasa dan semua menjadi gelap.

Aku pun terbangun kemudian dan melihat diriku berada di dunia yang berbeda. Ku lihat bayanganku tersenyum senang dan berkata,,,

"Selamat menikmati duniaku !!!" ledeknya

Aku mengerti dengan apa yang ia bicarakan bahwa aku berada di dunia cermin. Esoknya ia pun datang menemuiku dengan wajah penuh amarah ,,,

"Kau tidak bisa menggangguku lagi" ucapnya

"Kep**at kau !!" amarahku meluap

"Apa maksudmu berkata begitu ?" tanyanya

"Kau menipuku !!! brengsek kau !!!" hardik ku

"Aku tak peduli !!!" ucapnya santai

"Keluar kan aku dari sini , aku tak mau disini !!!" aku meronta

"Apa maksudmu ? kau adalah bayanganku , kau ada di dunia yang semu !" ucapnya

"Apa kau bilang ? kaulah yang semu , akulah yang nyata !!!" emosi ku meluap

"Tidak !!! kau adalah setan terkutuk , pergi kau dari hidupku !!!" ia mengusirku

"Aku akan terus menghantuimu , jika kau tak mau mengeluarkanku dari sini !!!" ancamku

Tetapi ia malah mengambil sebuah besi dan langsung menghantamkan besi itu pada cermin. Diriku merasakan rasa sakit yang luar biasa dan aku pun berteriak ,,,

"Tidak !!! jangan sakiti aku !!!"

Terakhir yang kulihat darinya adalah sebuah senyum puas terpancar dari bibirnya.

Senin, 05 Desember 2016

Boneka Badut


Ada sepasang suami istri yang memiliki tiga anak perempuan. Yang paling tua berumur 15 tahun, kemudian adiknya yang berumur 12 tahun, dan kemudian adiknya lagi yang masih berumur 7 tahun. Untuk hadiah natal, kakak yang paling tua meminta Laptop sebagai hadiah untuknya, kemudian adiknya yang berumur 12 tahun meminta sebuah iPad, sedangkan adiknya yang paling muda meminta sebuah boneka kecil.

Saat hari natal tiba, mereka membuka hadiah mereka yang diletakkan dibawah pohon natal. Kakak mereka yang paling tua dan adiknya yang berumur 12 tahun mendapatkan apa yang mereka inginkan, tetapi adik mereka yang paling muda terkejut karena ia mendapatkan hadiah sebuah boneka badut. Bagaimanapun, boneka badut itu sangat lucu dan kemudian adik mereka yang paling muda memutuskan untuk menyimpan boneka itu. Dua hari kemudian, anak yang paling muda menghilang!

Natal berikutnya, anak yang paling tua meminta sebuah iPad, sedangkan adiknya yang berumur 12 tahun meminta sebuah boneka badut, untuk mengingat adik mereka yang paling muda. Dua hari kemudian, anak yang berumur 12 tahun itu menghilang.

Natal berikutnya, anak yang paling tua meminta sebuah boneka badut untuk mengingat adik-adik mereka yang telah menghilang. Dua hari kemudian, dia pun menghilang.

Orang tua dari ketiga anak itu menjadi sangat miskin dan secara paksa mereka menjual barang-barang mereka demi mendapatkan uang. Suatu hari, mereka pergi ke atap rumah, mencari barang-barang lain yang masih bisa dijual. Ada, disebuah tempat gelap di atap, mereka melihat boneka badut. Boneka itu sedang duduk di kursi yang terbuat dari stik lolipop. Diatur disekitar kursi itu tiga buah kepala yang telah terpenggal dari ketiga anak mereka.

Seseorang di dalam rumah


Malam ini, entah kenapa aku merasa sangat lelah.. mungkin karena pekerjaanku hari ini.. rasanya aku ingin langsung berbaring di ranjang dan tertidur..

namun, sebelum aku pergi tidur.. aku tidak ingin melewatkan acara favorite ku di televisi..

jadi, aku putuskan untuk menonton sejenak.. saat sedang asyik menonton .. tiba tiba acara itu dihentikan sejenak untuk siaran berita penting..

"Perhatian, seorang psikopat pembunuh sedang berkeliaran .. harap anda berhati hati .. jangan lupa kunci pintu dan pastikan rumah anda benar benar aman ,, jika merasa ada yang aneh , segera hubungi pihak kepolisian.. terima kasih"
aku mulai gelisah dan khawatir.. aku takut, aku sendirian saat ini.. bagaimana kalau ia menemukanku??

kemudian setelah berita itu disiarkan.. aku mendengar seseorang membuka pintu depan.. ada seseorang yang masuk ke rumah ini ...

aku segera mematikan televisi, aku harap siapapun yang masuk itu berpikir kalau tidak ada satu orangpun dirumah dan segera pergi dari sini...
aku berjalan perlahan menaiki tangga kemudian menuju kamar..
dan..
siapapun yang masuk tadi, ia tetap berada dan berjalan di dalam rumah..
sekarang ia sedang menaiki tangga.. aku harus bagaimana ini? derap langkahnya semakin dekat ke kamar..
aku takut..

segera saja aku keluar melalui jendela..
Fiuh! Hampir saja aku tertangkap.. lebih baik aku cari rumah lain untuk tempatku sembunyi..

Sabtu, 03 Desember 2016

KUNCI MOBIL


Pada suatu malam, seorang ayah bersama anak perempuannya menempuh perjalanan dengan mobil disebuah jalan panjang yang tandus. Mereka dalam perjalanan pulang setelah seharian menjenguk ibu si gadis dari rumah sakit. Mendengar suara hujan yang bergemuruh lembut di kap mobil, gadis itu pun tertidur.

Namun tiba - tiba, terdengar suara benturan yang cukup keras. Si ayah berusaha mempertahankan stir mobilnya namun mobil jadi tak terkendali karena jalanan licin. Akhirnya mobil itu pun menabrak batu besar.

Setelah memeriksa keadaan puterinya yang untungnya baik - baik saja, si ayah pun keluar dari mobil untuk memeriksa kerusakan mobilnya. Kedua ban depannya bocor dan pintu kanan mobilnya penyok karena menghantam dinding, dan bagian mobil yang lainnya agak lecet sedikit.

"Bisa dibenarkan pa?" Tanya anaknya yang agak shock karena kecelakaan tadi.
"Enggak." Ayahnya menjawab sambil menggeleng. "Kita hanya punya satu ban serep. Papa harus jalan kaki lagi ke kota, cari orang buat bantuin derek." kata si ayah. "Kotanya tidak terlalu jauh dari sini. Kamu tunggu di mobil, papa pergi dulu."
"Oke," kata puterinya, dengan agak tidak rela. "Tapi jangan lama-lama ya, pa!" Dari sorot mata puterinya itu, dia tau kalau anaknya lumayan ketakutan. "Kamu jangan kemana-mana" kata si ayah "Papa gak bakalan lama kok."

Si gadis melihat ayahnya yang berjalan dengan berat karena kehujanan dari spion. Hingga akhirnya si ayah pun menghilang ditengah gelapnya malam dan derasnya hujan.
Beberapa jam berlalu namun si ayah tak kunjung kembali. Gadis itu pun cemas karena seharunya ayahnya sudah kembali sejak tadi.

Ketika itu juga, dia melirik ke arah spion dan melihat sosok yang berjalan kearah mobil. Awalnya dia mengira kalau itu adalah ayahnya, namun ketika dia berbalik untuk melihatnya lebih jelas lagi, dia baru menyadari kalau itu adalah orang asing. Dia mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya dan memiliki janggut yang sangat lebat. Dia membawa sesuatu yang besar ditangan kirinya, sambil diayunkan kedepan dan kebelakang.

Penampilan orang aneh itu membuat si gadis ketakutan. Ketika orang itu makin mendekat, si gadis melihat ke kaca jendela belakang dan memicingkan matanya, dia ingin mencari tahu apa yang dibawa orang aneh itu.

Dengan ketakutan, gadis itu pun segera mengunci pintu mobil yang didepan, lantas melompat kebelakang untuk menutup pintu dibelakang. Ketika dia melihat keluar lagi, dia melihat orang asing itu berhenti melangkah dan kelihatannya dia menatap langsung ke arah si gadis. Dan ternyata, dia membawa pisau daging besar.

Tiba-tiba, orang itu mengangkat tangannya untuk menunjukkan sesuatu dan gadis itu pun menjerit sejadi-jadinya di dalam mobil. Terlihat ditangan orang itu kepala si ayah yang sudah terpenggal.

Gadis itu terus berteriak dan berteriak. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Jantungnya berdebar sangat kencang, dia berusaha untuk mengatur nafasnya. Wajah mengerikan ayahnya yang sudah tewas, mulut ayahnya yang terbuka dan mata ayahnya yang hanya tinggal bagian putihnya saja.

Ketika orang itu sampai di mobil, dia menunjukkan wajahnya dihadapan jendela mobil dan melotot kearah si gadis. Rambutnya acak-acakan dan kotor. Wajahnya penuh dengan bekas luka.

Untuk beberapa saat, dia berdiri disana, ditengah-tengah hujan. Mendelik-delik seperti orang gila. Tiba-tiba dia merogoh kantong bajunya dan perlahan mengambil sesuatu dari kantongnya itu dengan tangan kiri.
DIA MEMEGANG KUNCI MOBIL MILIK SI AYAH.

Teror malam


Aku sudah berbaring di ranjang selama beberapa jam. Sekarang sudah pukul 5.30 dinihari dan tidak ada yang dapat kulakukan. Mata orangtuaku hanya menatap ke arahku tapi aku tidak sanggup untuk membalas tatapan mereka. Aku hanya berusaha untuk tidak teriak.

Mata mereka menatap tajam ke arahku dan mulut mereka terbuka menganga. Aku merasa terserang rasa takut yang luar biasa. Aku tidak bisa membuat mereka untuk tidak mengetahui bahwa aku tidak tidur lagi sekarang dan tak seorang pun bisa menyelamatkanku. Aku hanya bisa memikirkan bagaimana menemukan sebuah jalan untuk melarikan diri dari sini, karena jika aku tinggal maka aku akan mati.

Tatapan itu menungguku untuk bangkit dan melihat apa yang akan kulakukan.
Beberapa jam yang lalu, aku terbangun oleh teriakan keras yang berasal dari koridor. Aku bangkit dan pergi ke sana untuk melihat apa yang terjadi. Setelah mengintip keluar dari kamar tidurku, aku melihat bercak darah di karpet. Ketakutan, aku lalu melompat kembali ke ranjangku dan menyelimuti seluruh tubuhku. Aku memaksa diriku untuk bisa tertidur kembali, dan mencoba meyakinkandiri bahwa itu hanyalah sebuah mimpi buruk.
Lalu, aku mendengar pintu kamarku terbuka dan aku mengintip keluar dari selimutku untuk melihatnya. Aku bisa melihat seperti sesuatu tengah menyeret dua bungkusan besar masuk ke dalam kamarku.

Apapun itu, sosok itu bukanlah manusia. Aku bisa menjelaskannya cukup banyak. Sosok itu kurus dan tak berambut. Tidak memiliki sepasang mata. Sosok itu membungkuk dan menunduk serta merangkak masuk – dengan berhati-hati agar tidak mengeluarkan suara – ke dalam kamar. Aku melihat tajam ke kegelapan dan akhirnya bisa mengetahui apa yang diseretnya. Itu adalah mayat dari kedua orangtuaku.

Sosok itu menaruh mayat ayah di sisi tempat tidur dan mengatur wajahnya menghadap padaku. Lalu dia mendudukkan ibu di kursi dengan posisi menghadap tepat di depanku. Dan pada akhirnya, sosok itu menggosok-gosok tangannya di atas tembok, menggambar sesuatu dengan darah.

Dia melangkah mundur dan aku bisa melihat dia telah menuliskan sebuah pesan di tembok. Beberapa jam yang lalu, keadaan masih sangat gelap untuk dapat membacanya.
Sosok itu terus berdiri di pojok kamarku selama beberapa jam, menunggu untuk menyerang. Mataku kini bisa menyesuaikan dengan kegelapan yang ada dan sekarang sepertinya aku sudah bisa membaca pesan yang ada di tembok tadi. Aku tidak ingin melihatnya. Aku terlalu takut untuk memikirkan tentang hal itu. Tapi aku harus melihatnya sebelum aku mati.
Aku lalu mengintip pesan yang ada di tembok tadi.
“Aku tahu kau sudah bangun.”

LISA



"namanya Lisa, ia temanku, mommy dan daddy tak bisa melihatnya, mereka bilang Lisa adalah teman khayalanku, Lisa teman yang baik"
***
"hari ini aku hendak menanam bunga di halaman belakang, tapi Lisa bilang disitu adalah tempat tidur ayahnya, jadi aku menanamnya di pot bunga mommy"
***
"Lisa ikut kesekolah denganku hari ini, aku ingin memperkenalkannya pada teman-temanku, tapi Bu Munroe marah karena ia tak bisa melihatnya, Lisa jadi sedih dan menyembunyikan penghapus papan tulis"
***
"kemarin adalah hari ulangtahunku, mommy membelikanku pizza, tapi tak ada orang yang datang. Lisa bilang teman-temanku datang tapi tidak masuk kedalam, mereka meninggalkan kado di pintu depan. aku dapat tiga boneka Barbie, sepasang sepatu dan uang lima dollar, aku dan Lisa bermain dengan boneka barbieku hingga larut malam dikamarku"
***
"Bu Munroe tidak datang hari ini dan sebagai penggantinya adalah Ny. Digman. dia cantik, dan baik hati. dia mengizinkan kami makan snack setelah waktu belajar, kuharap Ny. Digman jadi guru kami"
***
"hari ini Jonathan Parker mencuri kotak pensilku, Ny. Digman tak dapat menemukannya tapi ia membuat Jo memberikan pensilnya untukku.
Lisa juga datang kesekolah, Ny. Digman tak bisa melihatnya tapi ia percaya kalau Lisa benar-benar ada"
***
"kemarin Lisa dan aku berjalan-jalan ditaman hingga malam tiba, daddy mengamuk dan berkata bahwa Lisa itu bodoh dan tidak nyata. Lisa kemudian menghilang entah kemana"
***
"hari ini Lisa tidak ada di sekolah, Ny. Digman juga bilang bahwa Bu Munroe belum kembali.
Daddy bekerja seharian kemarin, ia tidak pulang untuk makan malam, sampai hari ini ia masih dikantor. Mommy menyiapkan bekal puding untukku. aku suka sekali puding"
***
"aku rindu Lisa, Daddy tidak pulang di akhir minggu, Mom benar-benar marah padanya.
aku ingin menulis surat untuk Lisa.
"Lisa ku sayang,
aku rindu padamu, kumohon cepatlah kembali.
aku minta maaf jika Daddy jahat.
kau sahabat terbaikku"
***
"Lisa pulang kerumah kemarin, dia minta maaf karena telah pergi dan kubilang padanya bahwa Daddy belum pulang. Lisa berkata padaku bahwa Daddy dan Bu Munroe sedang tidur seperti ayahnya.
well, kuharap mereka segera bangun"

Gameboy


Aku masih ingat saat aku masih muda, aku sering bermain Saga2 di GameBoy ku. Di Amerika dan Eropa permainan itu dipanggil Fighting Fantasy Legend 2. Permainan itu benar-benar bagus dan aku punya banyak waktu untuk memainkannya.
Namun, saat aku berumur 10 tahun ada sesuatu yang membuatku berhenti memainkannya. Kakiku patah saat aku bermain sepak bola, jadi aku harus menginap di rumah sakit selama 3 hari. Ada 3 orang di rumah sakit yang sekamar denganku. Wanita tua, pria tua, dan seorang anak perempuan, yang mungkin seumuran denganku.

Aku terbaring di sana, kedinginan, tidak nyaman dengan tempat tidurnya dan bosan. Beruntung, saat ibuku mengunjungiku, dia membawa GameBoy-ku untuk membuatku terhibur. Anak perempuan di tempat tidur disampingku sangat pucat dan terlihat sakit. Dia punya kantung mata di bawah matanya. Siang itu, ibunya mengunjunginya. Ibunya memberikannya snack dan minuman.

Aku mendengar dia berbicara dengan salah satu perawat. Dari apa yang kudengar, dokter yang menangani anak perempuan itu tidak mengetahui penyakit apa yang di derita gadis itu. Dia menderita penyakit misterius dan dokter itu tetap menyelidikinya.
Aku menghabiskan sebagian waktuku untuk bermain Fighting Fantasy di GameBoy-ku. Saat itulah aku menyadari gadis itu menatapku. Matanya terlihat sedih. Saat dia menyadari aku menatapnya juga, pipinya langsung memerah.
"Kau mau bermain ini?" tanyaku padanya sambil menyerahkan GameBoy-ku. "Kau bisa meminjamnya jika kau mau."

Matanya menatapku dan dia tersenyum. "Oke, aku suka itu." katanya. "Ngomong-ngomong, namaku Ryota." kataku. "Namaku Sayaka." dia menimpali.
Aku memberikan GameBoy-ku padanya. Dia tidak mengerti cara bermainnya, jadi aku mengajarinya. Beberapa hari kemudian, kami menjadi teman akrab. Kami berbicara tentang sekolah kami, film kesukaan kami, dan band kesukaan kami
Orang tuaku membantuku untuk duduk di kursi roda. Saat aku akan meninggalkan rumah sakit, aku melihat Sayaka menangis.

"Jangan sedih." kataku. "Kalau aku sudah bisa berjalan lagi, aku akan mengunjungimu."
Mukanya terangkat. "Kau berjanji?" tanyanya.
"Aku berjanji." jawabku sambil memberikan GameBoy-ku. "Ini sesuatu yang akan kau mainkan sampai aku mengunjungimu."
Satu minggu kemudian, aku mengunjungi Sayaka. Orang tua-ku mengantarku ke rumah sakit, tapi saat aku melihat tempat tidurnya, tidak ada tanda-tanda darinya. Wanita tua dan Pria tua itu masih ada disana tapi tempat tidur Sayaka kosong.

"Mungkin dia sudah pulang." pikirku. Aku ke ruang perawat dan bertanya apa yang terjadi dengan Sayaka. "Maafkan aku, Sayaka sudah pergi." jawab perawat itu. "Pergi kemana?" tanyaku. Ada air mata di mata perawat itu. " Dia pergi ke suatu tempat...."
Aku mungkin masih anak kecil, tapi aku tidak bodoh. Aku tahu apa maksudnya. Sayaka sudah meninggal. Aku hanya berdiri di sana, tidak bergerak.

"Dia meninggalkan ini untukmu..." kata perawat itu.
Perawat itu memberikan GameBoy yang kupinjamkan pada Sayaka dulu. Aku mengambilnya. Lalu, dengan hati yang sedih, aku berbalik dan berjalan menuju koridor.
Malam itu, aku tidak makan apapun. Aku hanya berbaring di tempat tidurku dengan lampu yang kumatikan, berpikir tentang Sayaka. Hatiku sakit.

Lalu, aku menyalakan GameBoy-ku, tapi terlalu sedih untuk memainkannya. Permainan itu mengingatkanku lebih banyak tentangnya. Lalu, aku membuka GameBoy-ku dan menyadari nama playernya sudah berubah...
1.XHELPM
2.YMOMIS
3.POISON
4.INGMEX
Note: mungkin banyak yang gak ngerti, jadi, saya akan jelaskan maksudnya. Ada kata2 tersembunyi di balik nama-nama player itu, seperti yang kalian lihat.
1.XHELPM: HELP (tolong)
2.YMOMIS: MOM (ibu)
3.POISON: POISON (meracuni)
4.INGMEX: ME (aku)
atau bisa digabung XHELPMYMOMISPOISONINGMEX
"Help, my mom is poisoning me"
yang artinya:" tolong, ibu meracuni aku."

Gadis muda cantik


Seorang lelaki muda telah usai menghadiri pesta yang diadakan oleh teman-temannya. Saat itu sudah pukul 00:30 malam ketika dia menyetir pulang menyusuri jalanan dalam guyuran hujan.

Dia baru berkendara sejauh 2 mil ketika melihat sesosok manusia sedang berjalan di pinggiran. Setelah semakin dekat, diapun menyadari bahwa sosok itu adalah seorang wanita muda yang memakai gaun putih panjang. Dia menepikan mobil kemudian menawari tumpangan pada wanita itu. Dia menduga bahwa wanita ini pasti juga baru pulang dari pesta.

Wanita itu meng-iyakan dan kemudian duduk di kursi depan. Lelaki itu merasa iba akan wanita disampingnya yang gemetaran akibat terguyur hujan, jadi dia melepas jaketnya kemudian menawarkannya pada si wanita, yang dengan senang hati menerimanya lalu segera dipakainya. Mereka berbincang tentang darimana mereka barusan, dan obrolan obrolan sedang lainnya.

Lelaki muda itu begitu terpesona akan kecantikan wanita ini. Setelah mereka tiba di rumah si wanita, lelaki itu hendak akan meminta si wanita untuk pergi keluar dengannya di esok hari, namun saat dia menoleh ke kursi penumpang, ternyata pintu mobil sudah terbuka dan wanita itu sudah tak nampak. Lelaki itu tampak agak heran, namun dia berpikir bahwa mungkin wanita itu terlalu pemalu dan langsung berlari masuk ke rumahnya.

Hari berikutnya lelaki itu mendapati bahwa karena tadi malam wanita itu pergi dengan begitu terburu buru, dia lupa untuk mengembalikan jaket miliknya. Lelaki itu kembali mengingat ingat kemana arah menuju tempat tinggal si wanita lalu pergi ke sana sebab dia juga tak memiliki nomor telepon wanita itu untuk di hubungi.

Dia mengetuk pintu rumahnya dan seorang wanita paruh baya yang menjawab. Lelaki muda itu lalu menjelaskan tentang maksud kedatangannya yaitu untuk mengambil jaket yang di pinjam oleh wanita yang dia duga sebagai anak dari wanita paruh baya itu.
Wanita tua itu memandangnya dengan heran tapi kemudian dia tersenyum paham. Wanita itu menceritakan bahwa putrinya telah tewas akibat kecelakaan mobil sepuluh tahun yang lalu. Si lelaki muda sungguh terkejut dan tak mempercayainya. Maka wanita itu mengajaknya ke suatu tempat.

Dalam perjalanan ke tempat yang dimaksud, wanita tua itu kembali bercerita bahwa hal ini sudah seringkali terjadi dan berharap agar si lelaki tidak merasa kesal. Wanita itu berhenti di tempat yang tampaknya adalah pemakaman pribadi milik keluarganya lalu kemudian dia menunjuk jauh ke arah kanan. Lelaki muda itu melangkah ke arah yang ditunjuk dan dia mendapati jaketnya tersampir di ujung pucuk sebuah batu nisan.

Lelucon Halloween



tersebutlah seorang anak laki-laki bernama Melvin yang selalu tersenyum, banyak orang mengira ia punya sedikit kelainan mental. di sekolah, teman-temannya sering mengerjai dirinya dan bermain lelucon jahat dengannya. mereka memperlakukan Melvin layaknya seorang idiot.

walaupun sering dijadikan bahan guyonan. Melvin tak pernah menjauh dari anak-anak lain, ia berharap suatu hari mereka akan menerimanya, hal yang ia inginkan hanyalah sebuah persahabatan. tapi Melvin selalu ditolak dan diacuhkan.

diantara murid-murid sekolah lainnya, Tyrell lah yang paling sering mengganggu Melvin, ia adalah seorang ketua geng anak-anak nakal disekolahnya dan terkenal sering mengintimidasi anak yang bertubuh lebih kecil, terutama Melvin. dan tak pernah melewatkan kesempatan untuk menghinanya di depan semua murid. Tyrell akan memukul dan menendang Melvin untuk bersenang-senang. kadang menyuruh anak-anak lainnya untuk mengeroyok Melvin dan itu membuatnya tertawa terbahak-bahak.

kapanpun namanya dipanggil, diejek, ditantang berkelahi dan dikerjai habis-habisan. Melvin hanya tersenyum atau kadang tertawa ringan. ia berpura-pura untuk tidak terpengaruh akan segala perlakuan yang ia terima. walaupun begitu, senyumannya adalah bagai topeng yang menyembunyikan rasa sakit hati Melvin.

disuatu malam Hallowen, Tyrell dan antek-anteknya sedang berkumpul di tengah kota saat mereka melihat Melvin berjalan sepulang sekolah. Tyrell memberitahu teman-temannya bahwa ia mendapat ide brilian untuk mengerjai Malvin.

"ikuti saja" kata Tyrell dengan seringai licik lalu berlari menghampiri Melvin dan mencengkeram kerah bajunya kemudian menariknya kedalam kelompok
"malam ini kita akan menggali mayat dari kubur"
ujar Tyrell
"dan kau akan membantu kami"
"oh ayolah kawan-kawan"
jawab Melvin
"jangan bermain-main dengan hal seperti itu"
"tak ada yang bermain-main disini" kata Tyrell
"ingat Ny. Jefferson yang meninggal tahun lalu ? Well, malam ini kita akan mengunjungi makamnya, kita akan menggali mayatnya dari dalam kubur dan meletakkannya di depan sekolah untuk menakut-nakuti semua orang. kami yang akan menggali, tapi kami butuh seseorang untuk mengangkut mayatnya, dan kami telah memilihmu"
"tolong jangan Tyrell" jawab Melvin mengiba.
"kau tidak bisa memintaku melakukan hal semacam itu"
"aku tidak memintamu, aku memerintahkanmu !" bentak Tyrell.
"kau akan melakukannya seperti yang kukatakan, kau harus datang ke pekuburan setelah makan malam, jika kau tidak muncul, akan kuhajar kau habis-habisan besok disekolah. jangan beritahu siapapun tentang ini atau kau boleh menganggap dirimu sudah mati"

malam semakin larut, Tyrell dan teman-temannya berkumpul di gerbang pekuburan kota. Tyrell menjelaskan rencananya pada mereka. ia akan menyamar menjadi mayat dan bersembunyi didalam makam, diantara batu-batu nisan. ia menunjukkan kostum dan topeng karet yang ia bawa bersamanya.

"ketika dia sampai, kalian bilang padanya untuk masuk kedalam pekuburan dan suruh dia menemukan makam Ny. Jefferson, ada makam yang baru digali ditengah-tengah pekuburan, aku akan bersembunyi disana, saat dia mendekat, aku akan menangkapnya dan menariknya kedalam bersamaku, dia pasti begitu ketakutan, mungkin terkena serangan jantung"
anak-anak lainnya berfikir bahwa ini adalah rencana yang hebat dan akan sangat menyenangkan, Tyrell memakai kostumnya dan berjalan menuju tempat persembunyiannya, ia masuk kedalam salah satu makam dan menunggu dengan sabar.
"ini akan menjadi lelucon Halloween terbaik !" gumam Tyrell sembari mengenakan topeng karetnya.

satu jam kemudian, Melvin akhirnya tiba dan bertemu dengan anak-anak lainnya di pintu masuk pemakaman. ia tersenyum sebagaimana biasanya, tapi dari matanya, mereka bisa melihat bahwa Melvin ketakutan setengah mati. ia memasukkan tangannya kedalam saku dan terlihat gemetaran dari luar. mereka mendorong Melvin kedalam dan menyuruhnya menemukan makam yang dimaksud.


disana sangat gelap ketika Melvin berjalan menyusuri jalan setapak, satu-satunya sumber cahaya berasal dari layar ponsel yang Melvin genggam ditangannya, ia berjalan melewati batu-batu nisan, setiap suara yang ia dengar membuatnya melonjak ketakutan dan tak mampu berhenti gemetaran.

akhirnya, Melvin sampai di tengah-tengah areal pekuburan dan menemukan makam yang baru digali, saat ia mendekatinya pelan untuk mencaritahu siapa yang dikubur disana, sebuah tangan tiba-tiba muncul dari dalam kubur dan mencengkeram kakinya.
Melvin menjerit saat ia ditarik kedalam tanah, ia jatuh di sebuah lubang, batuk-batuk dan membersihkan lumpur yang menghalangi pandangannya, disana, ia melihat pemandangan yang sangat mengerikan.

sesosok mayat berdiri dihadapannya, kulitnya pucat dan membusuk, matanya melesak masuk kedalam tengkoraknya yang retak. Melvin melompat dan menarik sebilah pisau dari dalam saku celananya.
"tunggu, tunggu, jangan tusuk aku" Tyrell berteriak ketakutan.
"kenapa begitu?" tanya Melvin
Tyrell panik dan jatuh terjerembab kebelakang, tersandung kostumnya sendiri.
Melvin makin mendekat, mengacungkan pisaunya yang mengkilap diterpa sinar rembulan.
"tunggu, kau tidak mengerti" sergah Tyrell, buru-buru melepaskan topengnya.
"ini aku...Tyrell... kami hanya sedang mengerjaimu"
Melvin melangkah maju, mengenggam pisaunya erat dan mengangkatnya tinggi diatas kepala Tyrell.
"kau yang tidak mengerti" Melvin bilang. kali ini senyum diwajahnya menghilang dan telah berubah menjadi ekspresi penuh dendam.
"aku tahu ini semua leluconmu sejak awal"


Tok, Tok, Siapa itu??


Daratan tanah di daerah sekitar La Ville, New Orleans begitu rendah dan becek sehingga mayat orang mati harus dikubur di bawah tanah dengan dimasukan ke peti dari besi. Jika tidak begitu, apabila sungai meluapkan bendungan, atau hujan badai membanjiri lahan, kerabat tercintamu yang sudah mati mungkin saja akan menyembul ke atas tanah dan petinya terseret arus mengunjungi rumahmu!

Dahulu kala di pinggir sebuah jalan kecil tepi sungai dari arah La Ville, hidup seorang duda tua dengan anak semata wayangnya yang ceria bernama Therese. Ibunya sudah meninggal sehingga Therese hanya di asuh oleh sang ayah yang bersifat tamak, kikir dan suka memperkerjakan putrinya seperti budak dengan baju kain perca.
Meskipun gadis ini sudah mencapai usia untuk berumah tangga, ayahnya tak pernah memperbolehkan siapapun meminangnya. Gadis ini sangat jarang bertemu orang lain kecuali si ayah tuanya yang jahat.

Segala yang di perdulikan pria tua itu hanyalah koin-koin emas yang dia simpan dalam regangan papan di bawah kasurnya. Setiap malam dia mengunci pintu kamar, dan sibuk menghitung setiap keping koin emasnya dalam keremangan cahaya lilin. Ia senang akan bunyi gemerincing dan kilauan dan berat koin-koin itu di gengaman tangannya.
Namun Therese yang malang, begitu kesepian. Setiap malam gadis ini datang dan mengetuk pintu kamar sang ayah, tok, tok. Kemudian sang ayahnya akan berteriak,
"Siapa itu?!"
"Papa, buka pintunya," pinta gadis itu.
"Ini saya, Therese. Papa, biarkan saya masuk, saya ingin ngobrol. Saya kesepian."
Tetapi ayahnya hanya akan berseru,
"Pergilah dan kembali bekerja sana. Kau hanya ingin menyentuh emasku kan, jangan berharap sebelum aku mati!"

Dan malam selanjutnya, tok, tok, "Siapa itu?!"
"Papa, ini saya, Therese. Saya sakit," rintihnya. "Papa, biarkan saya masuk..."
Lagi-lagi ayahnya hanya berseru,
"Dasar anak pemalas tak berguna! Pergilah. Kau tidak sakit. Jika kau cuma menginginkan uangku, langkahi dulu mayatku!"
Lagi dan lagi Therese mendatangi kamar sang ayah,
tok, tok. "Siapa itu?!"
"Papa, tolong. Papa, biarkan saya masuk. Saya sakit parah. Saya butuh obat. Saya mohon, Papa, belikan obat untuk saya..."
Tok, tok. "Siapa itu?!"
"Papa, tolonglah saya. Sakitnya tambah buruk. Oh, papa, buka pintunya..."
Namun hati sang ayah sedingin koin2 emas di tangannya. Hingga akhirnya tangisan si gadis memudar dalam keheningan, dan ia... tak lagi mengetuk pintu. Si pria tua jadi penasaran, maka diapun membuka pintunya. Diatas lantai beranda, terbaring tubuh tak bernyawa Therese si gadis ceria.

Pria tua itu terlalu kikir untuk membelikan peti besi bagi jenazah putrinya. Dia malah menempatkan mayatnya di dalam sebuah peti kayu lapuk dan menguburnya di tanah becek dan dangkal di bawah pohon cemara.

Para tetangga hanya bisa menggeleng prihatin. Mereka sudah memperingatkan bahwa hal ini dapat menimbulkan masalah. Bagaimana Therese yang malang bisa beristirahat dengan tenang di makam semacam itu?

Tiga minggu pun berlalu dan sebuah hujan badai datang menggulung daerah teluk itu. Angin menderu dahsyat dan tetesan hujan deras sebesar jarum berjatuhan sembari badai melanda daratan. Malam itu si pria tua sedang duduk di dalam kamarnya menghitungi koin emas dalam temaram cahaya lilin. Di luar, angin mendesau dan menghunjami genteng rumahnya dengan deras air hujan. Pria tua itu tak tahu kalau sungai telah meluap sampai ke tepian dan menggenangi daratan dengan airnya yang kehitaman.

 Dia masih terduduk di kursi goyangnya, dengan segengam koin emas di telapak tangan, bergoyang dan menghitung,
"Ahh.. Satu, dua, tiga..."
Terdengar suara kayu lapuk membentur dan menggores beranda rumahnya.
Tok, tok, tok, pintunya berbunyi.
"Siapa itu?!" seru si pria tua.
Hanya suara hembusan angin yang menjawab.
'mungkin itu benturan dari daun pintu yang renggang.' pikirnya, lalu kembali menghitung koin.
"Satu, dua, tiga..."
Tok, tok, tok, ketukan terdengar lagi, dan lebih keras.
"Siapa itu?!"
Hanya suara deru angin yang menyahut. 'mungkin hanya anjing liar mencoba masuk,' pikirnya. Dan kembali menghitung,
"Satu, dua, tiga..."
Tok, tok, tok! Tiga kali gedoran keras menghantam daun pintu.
"Siapa itu!"
Sayup-sayup terdengar rintihan sedih dan pelan. Hawa dingin menjalari tulang punggung si pria tua.

"Badai memang menakutkan," katanya pada diri sendiri. "Itu hanyalah tiupan angin yang menerbangkan ranting dari pohon oak tua lalu membentur rumahku."
Namun rintihan itu semakin kencang dan kencang dalam deru angin hingga berubah menjadi jeritan yang memekakan.

"Papa, ini saya, Therese! Biarkan saya masuk! Saya Therese papa!"
Tok, tok, tok!
"Papa, biarkan saya masuk!"
Tok, tok, tok!
"Papa, biarkan saya masuuuk...!!"
Bersamaan dengan berlalunya mata badai, suara pekikan horor terdengar menyeruak dalam keheningan mematikan di malam itu.

Tiga hari kemudian banjir mulai surut. Para tetangga datang untuk memeriksa tempat kediaman si pria tua. Saat mereka berkendara ke sana, mereka melewati pohon cemara dan melihat bahwa banjir telah menghanyutkan segala hal di sana tak terkecuali peti Therese karena makamnya telah kosong.

Mereka mengetuk pintu belakang, namun tak ada jawaban. Cemas jika sesuatu yang buruk telah menimpa si pria tua, maka mereka mendobrak pintunya.

Mereka mendapapati jasad si tua telah kaku di atas kursi goyangnya, tubuhnya sedingin batu kelereng, rambutnya berubah putih seperti salju. Raut horor menghiasi wajah kakunya dengan mulut ternganga, dan matanya terbelalak menyiratkan gumpalan teror tak terperi.

Di seberang ruangan, daun pintu menggantung timpang seolah olah di gedor oleh sesuatu dengan begitu kencangnya. Beberapa kaki dari pintu tergeletak peti kayu rusak yang tutupnya agak membuka dan didalamnya terbaring mayat kisut Therese. Di dalam genggaman tangannya yang hampir tak berdaging terdapat koin2 emas sang ayah, segurat senyum tipis tersungging di bibirnya yang membusuk.

Dengan emas itu, para tetangga membeli peti besi mengkilap untuk Therese, lalu memakamkannya di tanah yang lebih layak. Namun uangnya tidak tersisa cukup banyak guna membeli jatah peti untuk mayat si pria tua, jadi mereka memasukan jasadnya ke dalam peti dari kayu pinus dan menguburnya di bawah pohon cemara.

Sejak saat itu, setiap kali air sungai meluap ke daratan, arwah penasaran si pria tua akan bergentayangan dan memperingatkan orang orang sekitar bahwa ketamakan itu amatlah sangat berbahaya. Para penduduk sudah tahu jika arwah si pria tua mengunjungi rumah mereka maka akan terdengar suara ketukan di pintu namun setelah dibuka, tak ada siapapun di sana!

Gaun Putih


Ini terjadi sebelum malam pesta dansa para senior, seorang gadis tidak memiliki gaun untuk dia kenakan. Gadis ini miskin dan tinggal di bagian kota yang padat oleh imigran dari Haiti serta dari pulau lainnya di Caribbean Sea.

Di hari yang sama, dia pergi menghadiri sebuah upacara pemakaman seorang tetangga untuk berbelasungkawa terhadap jasad renta-nya. Sementara dia sampai di rumah duka, dia melihat jasad seorang gadis seusiannya dengan postur sama dengannya terbaring kaku di sebuah peti yang terletak di dalam salah satu dari banyak ruangan yang ada, yang telah salah dimasuki olehnya. Saat dia menunduk ke peti gadis itu, dia melihat gaun yang dipakainya tampak begitu indah dan masih baru pula. Pastinya sengaja dibeli untuk pemakaman si gadis.

Saat dia masih berada di ruangan itu, pengelola upacara melangkah masuk dan berkata bahwa peti itu sudah waktunya untuk di tutup. Dia mengencangkan tutupnya dengan kunci besar, semacam kunci inggris kemudian berucap bahwa mulai saat itu peti tersebut akan selamanya tersegel, dan penguburannya akan dilaksanakan esok pagi.

Setelah pengelola meninggalkan ruangan, gadis itu berjalan ke aula, menuju ke ruangan dimana almarhum sang tetangga diupacarakan. Saat itu sembari dia menunduk dalam hikmat, dia mendengar banyak suara sesenggukan dan tangisan dari sepenjuru aula. Tiba tiba seseorang jatuh pingsan oleh kesedihan di salah satu ruangan, dan semua pelayat, termasuk sang pemimpin upacara, berlari ke sana guna membantu keluarga itu.

Ketika si gadis berlari melewati ruangan yang didalamnya terdapat peti yang tersegel tadi, muncul sebuah ide di otaknya. Dia memasuki ruangan itu, membuka petinya dengan tang yang tergeletak di sana, dan secepatnya melucuti gaun putih yang dikenakan si mayat. Dia mengembalikan tang ketempatnya dan menutup peti lalu disegelnya lagi seperti semula. Dia jejalkan gaun putih itu ke dalam ransel, kemudian menyelinap keluar sambil berjingkat jingkat melewati ruangan lain yang riuh akan tangisan.
Esok malamnya, gadis itu mengenakan gaun putih yang dia curi, lalu pergi ke pesta dansa.

Saat dia berdansa bergantian dengan beberapa cowo yang dikenalnya, dia mulai merasakan semacam kekakuan di kedua tumitnya. Lama kelamaan rasa kaku itu semakin menjalar ke otot otot si gadis, mengakibatkan cara berjalan dan gerakan tari-nya tampak konyol. Dia menduga mungkin ada yang salah dengan gaun yang membalut tubuhnya, jadi dia pergi ke ruang ganti wanita. Dia menanggalkannya kemudian diperiksanya setiap sisi, namun tidak ada sesuatu pun yang aneh.
Maka gadis itu kembali memakainya.

Sembari dia berdansa, tubuhnya semakin terasa dingin dan kaku hingga akhirnya menjadi begitu kaku seperti papan. Ambulan di datangkan, dan gadis itu dilarikan kerumah sakit. Dokter yang menanganinya memvonis dia sudah meninggal - tapi sebenarnya dia masih hidup! Dia masih dapat mendengarkan pembicaraan semua orang, dan menyaksikan apa yang sedang terjadi. Dia hanya tak dapat bergerak bahkan berbicara.

Akhirnya, dia hanya bisa terbaring kaku dalam peti saat upacara pemakamannya berlangsung di rumah duka yang sama, dengan dikelilingi oleh suara tangisan dari keluarga dan teman temanya yang melayat.

Dia berusaha untuk bergerak atau berteriak, tapi dia tak mampu.
Pemimpin upacara perkabungan mengakhiri acara lalu menutup petinya. Hari berikutnya, peti itu dikuburkan. Sembari penggali makam menimbun petinya sedikit demi sedikit dengan tanah liat, gadis itu dapat mendengar perbincangan mereka,
"Apa kau sudah dengar tentang kejadian di tempat ini tadi pagi?" kata salah seorang penggali.
"Belum, ada apa sih?" kata yang satunya sambil terus menimbun peti dengan sekop demi sekop penuh tanah yang masih basah.

"Seorang asisten muda di rumah makam ini mendengar suara ketukan yang berasal dari dalam salah satu peti. Jadi, dia membukanya, dan seorang gadis yang hanya mengenakan pakaian dalam bangkit lalu keluar dari peti itu. Gadis itu menjelaskan bahwa dirinya adalah korban dari ritual voodoo. Seseorang menghadiahkan  ebuah gaun yang sudah di taburi dengan bubuk zombie, itu membuatnya tampak sudah mati padahal dia masih hidup."

"Hah," tanggap penggali makam satunya.
"Aku penasaran apa yang terjadi dengan gaun itu sekarang."
Dan setelahnya, tak ada lagi yang dapat didengar oleh gadis itu...

Photo


Beberapa bulan yang lalu sepupu temanku mempunyai handphone baru. Setelah bekerja seharian, dia meletakkan handphone nya di meja dan mulai menonton tv, saat anak laki laki nya datang ke dia dan meminta untuk memainkan handphone itu.

Dia berkata pada anaknya agar tidak boleh menelpon siapapun atau mengacaukan sms nya, dan anaknya pun setuju. Pada sekitar jam 2:10 pagi, saat dia merasa lelah, dia memutuskan untuk menidurkan anaknya dan pergi tidur.

Dia berjalan ke kamar anaknya untuk melihat, dan anaknya tidak berada disana. Dia pergi ke kamarnya sendiri dan menemukan anaknya tertidur di kasurnya dengan hand phone di tangannya. Menelusuri hand phone nya, dia hanya melihat perubahan perubahan kecil seperti background baru, banner baru, dll. Dan membuka menu foto.
Dia mulai menghapus foto foto yang diambil anaknya dan saat dia melihat ke foto yang terakhir…

Saat dia pertama kali melihat foto itu, dia tidak dapat mempercayainya. Itu adalah anaknya, tidur di kasurnya dan tampaknya foto itu diambil oleh seseorang yang berada di atas anaknya…

SUARA DARI LANTAI ATAS


Cerita ini terjadi waktu aku masih kecil.
Ketika aku masih kecil, aku tinggal disebuah rumah kontrakan dengan dua lantai. Kedua orang tua ku bekerja, jadi aku selalu sendirian setiap kali pulang sekolah.

Disuatu sore ketika aku pulang, rumah masih dalam keadaan gelap.

Aku memanggil, "Ibu?" dan aku mendengar suara "yaaaa?" dari lantai atas.

Aku merasa dia memanggilku, dan akupun naik keatas. Ketika aku sampai dilantai atas aku memanggilnya sekali lagi dan suara "yaaa?" muncul dari ruangan yang paling jauh.

Aku merasa harus memeriksa keadaan ibuku dan akupun berjalan kearah ruangan tersebut.

Tapi pada saat itu juga aku mendegar pintu depan terbuka dan ibuku masuk kedalam, membawa beberapa tas belanja.

"Dicky, kamu sudah pulang?" Ibuku memanggil dengan suara yang ramah. Mendengar suara itu membuatku langsung berbalik dan lari kebawah - tetapi sebelum aku turun kebawah. Dari depan tangga, aku melihat pintu ruangan tadi terbuka sedikit. Sekilas aku melihat sesuatu yang aneh disana.
Ada wajah pucat yang memelototiku dari celah pintu.

BLACK AGGIE


Ketika Felix Agnus menempatkan sebuah patung malaikat yang sedang menunduk sedih seukuran manusia dan terbuat dari perunggu, dengan posisi terduduk di atas batu nisan, di kapling tanah perkuburan milik keluarga Agnus yang berada di Pemakaman Druid Ridge, dia benar benar tak tahu apa yang telah ia mulai. Patung tersebut kian hari tampak semakin menyeramkan, membatu dalam posisi berduka dan terlihat begitu merana. Saat malam tiba, benda itu jadi terlihat luar biasa mengerikan. Pahatan berbentuk kain yang berumbai rumbai di kepalanya menyamarkan wajah si malaikat hingga hanya bisa terlihat jika kau berada sangat dekat di hadapannya. Terasa aura kehidupan memancar dari patung malaikat sedih itu, seakan akan kedua tangannya dapat benar benar terentang dan menyambar tubuhmu jika kau tidak waspada.

Tidak lama setelahnya rumor pun tersebar sampai ke kota dan menyelubungi daerah pedalaman. Orang orang berkata bahwa patung itu-yg dijuluki Black Aggie-dihantui oleh arwah seorang istri yg semasa hidupnya penuh dengan siksaan dan mayatnya terkubur di bawah kedua kaki si patung. Sepasang mata itu akan menyala merah pada tengah malam, dan siapapun yg berani menatap balik ke mata itu akan langsung buta. Kalau ada wanita hamil berjalan melewati bayangan patung maka dia akan keguguran. Jika kau duduk di dipangkuannya saat malam hari, maka patung itu akan meremukan tubuhmu dalam dekapan eratnya. Dan jika kau menyebut nama Black Aggie sebanyak tiga kali di depan cermin hitam, si malaikat iblis itu akan menampakkan diri dan menyeretmu ke neraka. Mereka juga mengatakan bahwa roh roh orang mati akan bangkit dari kuburnya dan berkumpul mengitari patung itu pada malam malam yang paling gelap gulita. Masyarakat pun mulai berdatangan hanya untuk melihat patung yang tengah santer diperbincangkan itu, namun kemudian sebuah kelompok geng remaja memutuskan untuk menjadikan patung sedih itu bagian dari ritual perploncoan anggota baru mereka. Ujian 'Black Aggie', dimana mengharuskan para kandidat calon anggota baru untuk berdiam di bawah patung tersebut semalaman penuh, menjadi ritual yang populer.

Pada suatu malam, dua orang senior geng mengantarkan seorang calon anggota baru mereka ke pemakaman dan menonton si anak baru menempatkan diri di bawah si patung seram. Awan mendung meredupkan terang bulan, membuat hawa pemakaman terasa seperti murka dan jahat. Seakan akan badai sedang mengamuk tapi hanya di tempat itu, sungguh di sesalkan, ketika kedua senior geng itu menyaksikan begitu banyak bayangan hitam muncul dan mengepung si anak baru yang tampak ketakutan setengah mati, tanpa daya meringkuk di depan patung.

Ritual yang semula tampak konyol berubah jadi membahayakan. Salah satu senior dengan panik melangkah maju untuk memperingatkan si anak baru supaya segera pergi dari sana. Sebelum dia sempat berteriak, patung itu tiba tiba saja bergerak. Kedua senior geng langsung membeku dalam keterkejutan mereka sementara kepala bertudung Black Aggie menoleh ke bawah ke arah si anak baru. Mereka dapat melihat mata merah yang berkilau di dalam gelap tudungnya sembari kedua tangan si patung bergerak merengkuh tubuh gemetaran si anak baru.

Sambil berteriak panik, kedua senior geng melompat menerjang ke arah patung untuk menyelamatkan si bocah yang mereka pelonco itu. Namun sudah terlambat. Jeritan penuh kengerian si anak baru hanya sekali terdengar sebelum sosoknya lenyap dalam dekapan sang malaikat kegelapan. Kedua senior geng sontak terperanjat ketika sepasang mata menyala Black Aggie mengarah pada mereka. Dengan kelabakan dua remaja itu berlari kencang meninggalkan area pemakaman sebelum Black Aggie juga menangkap mereka.

Mendengar suara teriakan, seorang petugas penjaga makam segera bergegas menuju tanah perkuburan milik keluarga Agnus. Ia begitu shock setelah mendapati sesosok mayat bocah terbaring kaku di dekat kaki patung. Yang rupanya bocah itu tewas akibat ketakutan.


Kehebohan yang muncul disebabkan oleh patung tersebut menjadi semakin tak terkendali sehingga keluarga Agnus memutuskan untuk menyumbangkan patung itu ke Musium Smithsonian di Washington D.C.

Dan setelahnya, selama bertahun tahun patung sang malaikat sedih duduk di dalam penyimpanan yang aman di sana, takkan pernah lagi menarik perhatian masyarakat untuk mendatangi area Pemakaman di Druid Hill Park.

Ballerina


Dikisahkan ada dua ballerina. Faye selalu yang nomor dua, dia selalu berada dibawah Kate dalam masalah penampilan dan apapun. Faye sangat marah akan hal ini, dan mencoba merebut semua perhatian publik dari Kate. Dia menyusun sebuah rencana, dengan mengikatkan benang di tiap ujung panggung. Ketika Kate tampil, dia tersandung benang yang telah dipasang oleh Faye. Kakinya patah dalam kecelakaan ini dan mengakibatkan penampilannya menjadi kacau. Merasa sangat depresi akan hal ini dan tertekan, akhirnya Kate bunuh diri.

Pada pemakaman Kate, Faye datang untuk sekedar berbasa basi, tapi dalam perjalanan menuju pemakaman, Faye mengalami kecelakaan dan tewas seketika.

Kemudian pemakaman Faye pun diadakan pula. Pada pemakamannya ini seorang fotografer datang (nampaknya keinginan Faye untuk menjadi terkenal pasca kematian Kate terwujud). Peti matipun dibuka agar fotografer ini dapat mengabadikan Faye untuk yang terakhir kalinya. Saat si fotografer memotret mayat Faye, tiba-tiba saja mayat Faye berdiri dan mulai menari. Semua orang yang menghadiri pemakaman ini sangat terkejut dalam ketakutan. Akan tetapi sang fotografer tetap melanjutkan sesi pemotretan.

Ketika semua foto Faye dicetak dan diterbitkan disurat kabar, ternyata muncul sosok lain yang tidak ada saat fotografer memotretnya. Kate ternyata ada disana!! Memegang kepala Faye dengan menyeringai… Tampaknya Kate membuat Faye menari sebagaimana layaknya sebuah boneka…

Gadis Berjubah Merah


Seorang wanita Jepang sedang berlibur di Amerika dan memutuskan untuk menginap di sebuah hotel murah untuk menghemat uangnya.

Saat ia tiba di kamarnya, ia menyadari bahwa ia berada di kamar 66 di lantai ke-6. Secara teknis, kamarnya bernomor 666.

Ia bergidik ngeri. Namun ia berpikir, ini semua pasti kebetulan. Ia pun tak terlalu memikirkannya dan pergi mandi.

Beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan di pintu kamarnya. Ia keluar dari kamar mandinya dan mengenakan jubah mandi putih bertudung yang sudah disiapkan di hotel tersebut bagi tamunya.

Ia membuka kamarnya, namun tak ada seorangpun di luar kamarnya. Ia pun menutup kembali kamarnya dan berganti pakaian. Kembali terdengar ketukan di pintu kamarnya.

Ia membuka kamarnya dan melihat seorang gadis kecil memakai jubah mandi bertudung yang sama persis seperti yang tadi ia pakai. Hanya saja warnanya merah.

“Ada yang bisa saya bantu? Dimana orang tuamu?” Ia melihat bahwa gadis kecil bertudung merah itu tampak habis menangis.

“Saya terkunci di luar kamar. Andabisa membantu saya?” Wanita itu memutuskan untuk membawa gadis itu ke resepsionis. "Kasihan", pikirnya. Gadis itu tampak kebingungan.

Dalam perjalanan ke resepsionis, ia bercakap-cakap dengan gadis itu.
“Siapa namamu?” Gadis itu tak menjawab. Mungkingadis ini sudah diajari oleh
orang tuanya untuk tidak bercakap-cakap dengan orang asing, pikir wanita itu.

Ia bertanya lagi.
“Dimana orang tuamu?”
“Tidak tahu.”
“Apa kamarmu di lantai ini juga?”
Gadis itu mengangguk. 
Akhirnya mereka sampai di depan meja resepsionis.

“Bisa anda bantu gadis kecil ini? Ia terkunci di luar kamarnya.” Resepsionis itu melongok, “Gadis yang mana?”
“Gadis berjubah merah ini ...”
Namun ketika wanita itu menoleh, tak ada seorang pun di sana.

“Aneh, ia tadi di sini. Katanya ia menginap di lantai 6, sama seperti
saya.”
“Lantai 6?” resepsionis itu tampak heran, 
“Namun hanya anda tamu yang menginap di lantai 6.”

“Tapi tadi ada gadis yang memakai jubah mandi bertudung warna merah ...”
Resepsionis itu menghela napas,

“Anda sudah bertemu ‘dia’ rupanya.”
“Dia siapa?”
“Dahulu pernah terjadi sebuah tragedi di hotel ini. Kami tak suka membicarakannya, namun karena anda sudah melihat ‘dia’, apa boleh buat. Dahulu ada sepasang suami
istri menginap di lantai 6 bersama anak perempuannya. Mereka menginap di kamar 66, sama seperti anda. 

Namun mereka berdua bertengkar dan sang suami menembak istrinya. Ia lalu membunuh anaknya sendiri. Saat itu, anak itu memakai jubah mandi putih yang langsung berwarna merah karena terkena darahnya. Tapi pria itu tetap tidak puas. Ia mengisi senjatanya dan mulai menembaki semua orang di hotel ini, karyawan dan para tamunya.”

Napas wanita itu terasa terhenti karena ketakutan. Namun cerita sang resepsionis ternyata belumlah selesai.




Resepsionis itu lalu berbalik dan menunjukkan lubang merah dipunggungnya.
“Lihat, di sini ia menembakku.”

PHIL, JOHN DAN GEORGE?


Aku (Paul) , Phil, dan John pergi ke sebuah rumah tua di dekat danau
yang di kenal angker. Di depan rumah itu, telah menunggu George, temanku yang lain. Dialah yang mempunyai Ide untuk menjelajahi rumah ini. Kami berempat pun masuk kerumah tersebut, kami memutuskan untuk menyebar. Phil & George ke lantai 2, aku ke ruang tengah, dan John ke dapur.

Sebelum nya sudah disepakati, jika ada yang teriak "PERGI", maka kami semua harus keluar dan berkumpul di halaman rumah tersebut..

Saat aku memeriksa piano tua, aku mendengar George berteriak, "PERGI !"..
Aku pun lari dan langsung menuju halaman.. Di halaman, disana hanya ada George..

" George : hei paul, ayo kita pulang. Aku merasa ada yang Aneh.. "
" Aku : hei tunggu dulu, bagaimana dengan Phil dan John ???.. "
" George : Phil dan John ?? Siapa mereka ? Bukan kah kita hanya berdua masuk kerumah ini ??!.. "
aku pun terkejut dan terduduk di tanah. Aku dan george memutuskan untuk pulang kerumah. Di teras, aku termenung dan
tertunduk.. Setelah aku bangun, betapa terkejut nya aku, di depan ku ada Phil dan John,
Phil : "Hei paul, kenapa kau meninggalkan kami berdua ??.. "
Aku : "hah kalian berdua ?.. George mengajakku pulang.. "
John :" Siapa itu George ?? "

Saat itu, aku baru ingat. George sudah meninggal sebulan yang lalu, pada tanggal 14 november 1979..

Malam nya, aku hampir tidak bisa tidur karna teringat kejadian yang ku alami hari ini.. Keesokan hari nya, aku memutuskan untuk ke rumah tua itu sendirian. Karna penasaran, aku keliling rumah tua itu. Saat tepat di belakang rumah tersebut. Aku mematung, keringat bercucuran, dan mata ku seakan tak bisa berkedip.. Disemak-semak, aku melihat sebuah batu nisan tua bertuliskan :

"R.I.P. DISINI TERBARING PHIL ROBINSON DAN JHON ROBINSON. { 14/11/1889 - 13/12/1912 }"
End!

Rabu, 30 November 2016

Patung Malaikat


Beberapa tahun yang lalu, Seorang ibu dan ayah memutuskan untuk pergi liburan keluar kota , Mereka memanggil babysitter kepercayaanya untuk anak yang mereka tinggal dirumah . Ketika pengasuh tiba, dua anaknya sudah tertidur lelap di tempat tidur. Jadi babysitter hanya duduk-duduk saja sambil memastikan keadaan anak baik-baik saja.


Malam itu, babysitter bosan dan ingin menonton TV, tapi ia tidak bisa turun ke lantai bawah untuk menonton TV(karna menjaga anak di lantai 2) . Jadi, ia menelpon orangtua mereka dan meminta mereka apakah ia bisa menonton kabel di kamar orang tua ?. Tentu saja, orang tua itu menyetujuinya, tapi babysitter punya satu permintaan terakhir.

Dia bertanya apakah dia bisa menutupi patung malaikat di luar jendela kamar tidur dengan selimut atau kain, setidaknya menutupi pandanganya, karena patung itu membuatnya takut. Sesaat percakapn di telpon menjadi hening, Tiba-tiba ayah yang sedang berbicara dengan pengasuh pada saat itu mengatakan, "Ambillah anak-anak dan keluar dari rumah! ... kami akan memanggil polisi. Kami tidak memiliki patung malaikat !. "

3 menit kemudian Polisi pun sampai kerumah orang tua tersebut dan menemukan tiga penghuni rumah telah tewas dengan kondisi yang mengenaskan . Hingga kini patung malaikat tersebut tidak pernah di temukan......


Hasil gambar untuk patung malaikat menyeramkan