Sabtu, 03 Desember 2016

BLACK AGGIE


Ketika Felix Agnus menempatkan sebuah patung malaikat yang sedang menunduk sedih seukuran manusia dan terbuat dari perunggu, dengan posisi terduduk di atas batu nisan, di kapling tanah perkuburan milik keluarga Agnus yang berada di Pemakaman Druid Ridge, dia benar benar tak tahu apa yang telah ia mulai. Patung tersebut kian hari tampak semakin menyeramkan, membatu dalam posisi berduka dan terlihat begitu merana. Saat malam tiba, benda itu jadi terlihat luar biasa mengerikan. Pahatan berbentuk kain yang berumbai rumbai di kepalanya menyamarkan wajah si malaikat hingga hanya bisa terlihat jika kau berada sangat dekat di hadapannya. Terasa aura kehidupan memancar dari patung malaikat sedih itu, seakan akan kedua tangannya dapat benar benar terentang dan menyambar tubuhmu jika kau tidak waspada.

Tidak lama setelahnya rumor pun tersebar sampai ke kota dan menyelubungi daerah pedalaman. Orang orang berkata bahwa patung itu-yg dijuluki Black Aggie-dihantui oleh arwah seorang istri yg semasa hidupnya penuh dengan siksaan dan mayatnya terkubur di bawah kedua kaki si patung. Sepasang mata itu akan menyala merah pada tengah malam, dan siapapun yg berani menatap balik ke mata itu akan langsung buta. Kalau ada wanita hamil berjalan melewati bayangan patung maka dia akan keguguran. Jika kau duduk di dipangkuannya saat malam hari, maka patung itu akan meremukan tubuhmu dalam dekapan eratnya. Dan jika kau menyebut nama Black Aggie sebanyak tiga kali di depan cermin hitam, si malaikat iblis itu akan menampakkan diri dan menyeretmu ke neraka. Mereka juga mengatakan bahwa roh roh orang mati akan bangkit dari kuburnya dan berkumpul mengitari patung itu pada malam malam yang paling gelap gulita. Masyarakat pun mulai berdatangan hanya untuk melihat patung yang tengah santer diperbincangkan itu, namun kemudian sebuah kelompok geng remaja memutuskan untuk menjadikan patung sedih itu bagian dari ritual perploncoan anggota baru mereka. Ujian 'Black Aggie', dimana mengharuskan para kandidat calon anggota baru untuk berdiam di bawah patung tersebut semalaman penuh, menjadi ritual yang populer.

Pada suatu malam, dua orang senior geng mengantarkan seorang calon anggota baru mereka ke pemakaman dan menonton si anak baru menempatkan diri di bawah si patung seram. Awan mendung meredupkan terang bulan, membuat hawa pemakaman terasa seperti murka dan jahat. Seakan akan badai sedang mengamuk tapi hanya di tempat itu, sungguh di sesalkan, ketika kedua senior geng itu menyaksikan begitu banyak bayangan hitam muncul dan mengepung si anak baru yang tampak ketakutan setengah mati, tanpa daya meringkuk di depan patung.

Ritual yang semula tampak konyol berubah jadi membahayakan. Salah satu senior dengan panik melangkah maju untuk memperingatkan si anak baru supaya segera pergi dari sana. Sebelum dia sempat berteriak, patung itu tiba tiba saja bergerak. Kedua senior geng langsung membeku dalam keterkejutan mereka sementara kepala bertudung Black Aggie menoleh ke bawah ke arah si anak baru. Mereka dapat melihat mata merah yang berkilau di dalam gelap tudungnya sembari kedua tangan si patung bergerak merengkuh tubuh gemetaran si anak baru.

Sambil berteriak panik, kedua senior geng melompat menerjang ke arah patung untuk menyelamatkan si bocah yang mereka pelonco itu. Namun sudah terlambat. Jeritan penuh kengerian si anak baru hanya sekali terdengar sebelum sosoknya lenyap dalam dekapan sang malaikat kegelapan. Kedua senior geng sontak terperanjat ketika sepasang mata menyala Black Aggie mengarah pada mereka. Dengan kelabakan dua remaja itu berlari kencang meninggalkan area pemakaman sebelum Black Aggie juga menangkap mereka.

Mendengar suara teriakan, seorang petugas penjaga makam segera bergegas menuju tanah perkuburan milik keluarga Agnus. Ia begitu shock setelah mendapati sesosok mayat bocah terbaring kaku di dekat kaki patung. Yang rupanya bocah itu tewas akibat ketakutan.


Kehebohan yang muncul disebabkan oleh patung tersebut menjadi semakin tak terkendali sehingga keluarga Agnus memutuskan untuk menyumbangkan patung itu ke Musium Smithsonian di Washington D.C.

Dan setelahnya, selama bertahun tahun patung sang malaikat sedih duduk di dalam penyimpanan yang aman di sana, takkan pernah lagi menarik perhatian masyarakat untuk mendatangi area Pemakaman di Druid Hill Park.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar